(M. Rizki Ardiansyah) Peran Tokoh Nasional Dan Daerah Perjuangan Kemerdekaan Indonesia
Fatmawati Penjahit Sang Saka Merah Putih
Beliau lahir pada hari Senin, 5 Pebruari 1923 Pukul 12.00 Siang di Kota Bengkulu. Nama Aslinya adalah Fatimah. Ia merupakan putri tunggal dari keluarga H. Hassan Din dan Siti Chadidjah.
Orang boleh menganggap, bahwa Bengkulu masih tergolong masih sangat tertinggal yang dianggap jauh dari arus aktivitas kehidupan baik politik, ekonomi, pendidikan maupun sosial budaya. Akan tetapi sejarah telah membutktikan, bahwa di Bengkulu inilah telah banyak melahirkan tokoh-tokoh pahlawan nasional yang mampu mengukir namanya di panggung sejarah Nasional.
Di tengah-tengah merebaknya semangat patriotik serta bergolaknya pergerakan nasional, telah lahir seorang anak perempuan yang manis, tepatnya pada hari Senin, jam 12.00 (WIB) pada tanggal 5 Februari 1923, di sebuah rumah di kampung Pasar Malabero, Bengkulu.
Anak tersebut diberi nama oleh orang tuanya dengan nama Fatmawati, dengan arti nama Bunga Teratai. Ayahnya bernama Hassan Din dan ibunya bernama Siti Chadidjah. Setelah Fatmawati mulai beranjak dewasa tepatnya saat berumur 19 tahun beliau dipersunting oleh Bung Soekarno yang waktu itu menginjak umur 41 tahun.
Sejarah :
Perjuangan bangsa Indonesia pada akhirnya telah mencapai puncaknya, yaitu dengan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Soekarno – Hatta atas nama bangsa Indonesia. Dan bendera Merah Putih pun segera berkibar sebagai wujud simbolis terhadap kebebasan bangsa Indonesia dalam menentukan nasibnya sendiri.
Lalu yang menjahit bendara Sang Saka Merah Putih ialah Fatmwati Soekarno beliaulah yang siap sedia dan sudah mempersiapkannya dengan sedemikian rupa sehingga lahirlah bendera Sang Saka Merah Putih !!! Dan di sinilah sebuah fakta telah berbicara, bahwa Ibu Fatmawati tidak sekedar berperan sebagai penjahit sebuah bendera pusaka, sebagaimana yang hanya dipahami oleh para generasi masa sekarang. Akan tetapi jiwa dan semangat juang yang telah diperankan beliau terasa sangat jauh dan sangat mendalam.
Maka sungguhlah amat sulit untuk mengukur secara konkrit betapa besarnya jiwa kepahlawanan yang telah beliau sumbangkan kepada Nusa dan Bangsa Indonesia.
M. Rizki Ardiansyah
XI IPS 5
"Tugas Individu"
Comments
Post a Comment